TRADISI NYADRANAN DESA BOLO

  • Jun 03, 2023
  • Hari Mukti Purwo Bakti Wibowo
  • BERITA, LINGKUNGAN, SENI DAN KEBUDAYAAN, KEGIATAN

Negara Indonesia kaya akan Seni & Budaya. seperti contoh di Desa Bolo Kecamatan Demak Kabupaten Demak Provinsi Jawa Tengah, mempunyai adat / tradisi Nyadran. 

Nyadran merupakan salah satu tradisi yang masih lekat dalam kehidupan masyarakat Jawa. Nyadran berasal dari bahasa Sanskerta “Sraddha”yang artinya keyakinan. Tradisi Nyadran merupakan suatu budaya mendoakan leluhur yang sudah meninggal dan seiring berjalannya waktu mengalami proses perkembangan budaya sehingga menjadi adat dan tradisi yang memuat berbagai macam seni budaya.

Di Desa Bolo Kecamatan Demak Kabupaten Demak, Tradisi Nyadranan dilaksanakan setahun sekali, yaitu ketika dalam Satu Tahun itu terdapat 1 Bulan yang memuat 2 hari pasaran yang berdekatan yaitu Kamis Pon malam Jumat Wage dan Kamis Pahing malam Jum'at Pon. 

Di Hari Nyadran pertama yaitu Hari Kamis Pon malam Jum'at Wage Warga Desa Bolo dan sebagian Warga Desa Bango bersama Aparatur Pemerintah Desa melaksanakan Tradisi Nyadranan di area Makam Mbah Bolo,  kegiatan itu bertujuan untuk mendo'akan arwah Leluhur / Pepunden Desa Bolo yaitu Mbah Bolo Kakung, Mbah Bolo Putri , & Mbah Gendring. Karena beliau ber tigalah yang menjadi cikal bakal Desa Bolo, tak lupa warga masyarakat juga ikut mendo'akan seluruh ahli kubur Warga Desa Bolo & sebegaian ahli kubur Warga Desa Bango.

Dalam kegiatan Nyadranan di area makam Mbah Bolo tersebut,  masyarakat membawa makanan untuk sodaqohan berupa Ketan salak yaitu makanan yang rasanya manis, berwarna coklat yang terbuat dari beras ketan dicampur gula Jawa / gula merah. Tak hanya itu, Kepala Desa Bolo ( H. Wiknyo Utomo ) juga membawa Hidangan Nasi Ambengan  dan Wedhus Kendhit ( masakan dari daging kambing yang berasal dari kambing yang mempunyai warna lain di bagian badan seperti kendhit ). Dalam Nyadranan pertama ini, hidangan Wedhus kendhit menjadi rebutan para warga, karena mereka mempercayai hidangan Wedhus kendhit yang telah dibacakan do'a bersama ini mempunyai berkah. Hampir Dua ribuan orang yang terdiri dari Warga Desa Bolo, & sebagian Warga Desa Bango datang memenuhi areal Makam Mbah Bolo pada Nyadranan kali ini, karena memang pada zaman dahulu Desa Bolo & Bango pernah menjadi satu. 

Tata cara pelaksanaan tradisi nyadran tidak hanya sekedar ziarah ke makam leluhur tetapi juga terdapat nilai-nilai sosial budaya seperti gotong royong, pengorbanan, ekonomi, menjalin silaturahmi, dan saling berbagi antar masyarakat di suatu lingkungan. Tradisi Nyadran dilakukan dengan kearifan lokal masing-masing sehingga dibeberapa tempat terdapat perbedaan-perbedaan dalam prosesi pelaksanaannya.